Latest News

Macam-Macam Penyakit Abses Pada Ternak Sapi

Jenis-jenis Penyakit Infeksi dan Gangguan Reproduksi Pada Ternak Sapi, Penyebab, Pencegahan dan Cara Mengobatinya
Hati Sapi Yang Sehat dan Bagus


Penyakit Cacingan, FASIOLASIS (CACING HATI PADA TERNAK)

Disebabkan oleh cacing Fasciola hepatica sp (cacing hati), ditularkan melalui siput air (Lymnea rubiginosa) yang mengeluarkan tetasan telur cacing hingga calon cacing melekat pada rumput atau jerami basah.

Realitanya di Indonesia infeksi cacing hati pada ternak sapi cukup tinggi, dari 220 sampel mengambarkan hasil nyata sebanyak 174 sampel. Kematian akhir Fasioliasis tersebut cukup tinggi.

Gejala yang menciri
  • Sangat terperinci pada binatang muda, pada binatang pintar balig cukup akal tanda-tanda tidak terlalu jelas,
  • Hewan kurus,
  • Tulang rusuk dan tulang sekitar pangkal ekor terlihat menonjol,
  • Pucat,
  • Kulit kaku dan bulu terlihat kusam,
  • Mata terlihat sayu,
  • Hewan malas / lemah,
  • Diare,
  • Terjadi kekejangan dan mata membelalak,
  • Pembengkakan berisi air pada kawasan dada hingga perut penggalan bawah (busung air / oedema papan),
  • Jika binatang di sembelih akan telihat kerusakan hati atau adanya cacing yang banyak di saluran-saluran hati.

Add caption


Siklus Hidup Cacing Hati

Add caption


Siklus hidup cacing hati ini yaitu sebagai berikut, cacing hati pintar balig cukup akal yang hidup di hati ternak bertelur kemudian telur keluar bersama dengan tinja, kemudian telur tersebut menetas menjadi larva bersilia, larva ini masuk ke dalam tubuh siput, di dalam tubuh siput larva ini tumbuh menjadi serkaria, selanjutnya serkaria keluar dari tubuh siput menuju air dan berenang bebas menuju rumput, kemudian rumput yang mengandung serkaria tadi dimakan kembali oleh ternak dan hasilnya ternak sehat yang makan rumput tersebut terinfeksi cacing hati.

Pencegahan
  • Jaga kebersihan ternak, sangkar dan lingkungan sekitar,
  • Pemberian pakan berkualitas baik, jikalau diberi pakan jerami dibutuhkan dikeringkan dahulu atau diproses fermentasi / amoniasi sehingga mengurangi penularan,
  • Jika binatang sakit segera diobatkan supaya tidak berkelanjutan,
  • Pemberian vitamin dan obat cacing secara rutin.
Penyakit Kulit, SCABIES (GUDIK)

Penyebab
Ektoparasit Sarcoptes scabei

Gejala yang menciri :
Gatal-gatal,
Bulu rontok,
Keropeng-keropeng pada kulit hingga berdarah.

Penyakit Gudig

Yang harus dilakukan peternak :
Memisahkan ternak yang sakit dari kelompok ternak yang sehat,
Segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan).

Pencegahan
Menjaga kebersihan sangkar dan lingkungan sekitar,
Meminimalisir populasi lalat dengan memberi obat lalat pada tubuh hewan,
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada Kandang dan lingkungannya secara bersiklus ( 3 ahad sekali ),
Menjaga stamina dan kesehatan ternak dengan memperlihatkan Vitamin-Mineral,
Memandikan ternak dengan deterjen secara rutin.

BEF (Demam Tiga Hari/Penyakit Kaku)

Penyebab

Virus penyebab sakit yaitu Rhabdo virus (RNAvirus), yang disebarkan dan ditularkan oleh serangga (lalat).

Gejala yang menciri
  • Gejala terjadi secara tiba-tiba,
  • Suhu meningkat (demam) 39°-41°C,
  • Mengeluarkan air liur (hipersalivasi), ingusan, air mata (hiperlakrimasi),
  • Nafas tersengal-sengal (ngongsrong),
  • Kekakuan pada alat gerak / kaki,
  • Kelemasan pada kaki belakang,
  • Pincang, sakit sendi,
  • Lesu,
  • Tidak mau makan,
  • Kembung,
  • Tidak ada ruminansi (gayeman),
  • Tidak ada defekasi dan urinasi,
  • Tidak mau bangun,
  • Pada induk bunting sanggup mengakibatkan keguguran.

Penyakit Demam 3 Hari

Yang harus dilakukan peternak:
Segera bawa binatang ke area berlantai tanah,
Kaki yang pincang atau sendi yang sakit tidak perlu di kompres,
Jika ternak ambruk kondisikan dalam posisi duduk,
Jangan memperlihatkan jamu atau apapun dengan cara mencontang,
Segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan),

Pencegahan
Menjaga kebersihan sangkar dan lingkungan sekitar,
Meminimalisir populasi lalat dan nyamuk dengan memberi obat lalat pada tubuh hewan
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada Kandang dan lingkungannya secara bersiklus ( 3 ahad sekali ),
Menjaga stamina dan kesehatan ternak dengan memperlihatkan Vitamin-Mineral,
Memberikan Obat Cacing setiap 3-4 bulan sekali,
Membersihkan kawasan yang penuh dengan tanaman perdu/rumput.

DIARE (MENCRET)

Penyebab :
Rumput Muda,
Perubahan jenis masakan yang mendadak,
Protein terlalu tinggi/banyak diberi konsentrat atau legume/kacang2an,
Cacingan,
Colibasilosis,
Malignant Catarrhal Fever (Ingusan),
Bovin Viral Diare – Mucosal Disease,
Coccidiosis (Diare berdarah),
Salmonelosis (berak putih), banyak pada pedet,
Virus (diare ganas ).
Sapi Mencret / Diare

Gejala yang menciri
Tinja encer hingga berbentuk air,
Tinja berbau anyir,
Tinja berlendir hingga berdarah,
Demam,
Depresi,
Lemah,
Penurunan berat badan.

Yang harus dilakukan peternak
Dengan kandungan protein tinggi,
Beri minum air kelapa muda, air gula+garam secukupnya,
Kurangi derma garam,
Jaga kebersihan (karena diare sanggup menular pada peternak ) dengan menyemprotkan/menyiramkan desinfektan-insektisida atau deterjan pada sangkar dan lingkungannya,
Jika terjadi pada pedet, maka tempatkan pedet di sangkar yang berlantai higienis dan hangat,
Jangan dicontang dengan telur atau jamu lantaran akan memperparah kejadian diare,
Ada kalanya daire sembuh untuk sementara, tapi penyebab penyakit belum tertanggulangi sehingga akan terjadi diare lagi yang lebih parah, jadi jangan dibiarkan,
Segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan).

Pencegahan
Menjaga kebersihan kandang, tempat pakan, tempat minum dan lingkungan sekitar,
Menjaga stamina dan kesehatan ternak,
Pemberian obat cacing secara rutin (3-4 bulan sekali),
Tidak memperlihatkan hijauan yang masih terlalu muda,
Tidak memperlihatkan pakan dengan protein terlalu tinggi,
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada sangkar dan lingkungannya.

BATUK

Penyebab
Tersedak,
BEF / demam tiga hari,
Radang selaput lendir hidung / Rhinitis, yang disebabkan oleh abu, benda-benda asing, zat kimia, gas, parasit, bakteri,
Radang pangkal tenggorokan / Laryngitis,
Radang paru / Pneumonia,
Radang pada cabang tenggorokan / Bronchitis,
Radang pleura / Pleuritis,
TBC / Tuberculosis,
Flek pada paru-paru / Antrakosis,
Cacing paru / Dyctiocaulus viviparus,
Jamur paru-paru / Aktinomikosis.

Gejala yang menciri
Hewan sering batuk,
Tidak tenang,
Nafas sering tersengal-sengal,
Keluar lendir kental dari hidung atau verbal ketika batuk,
Lesu,
Malas makan,
Kekurusan.

Yang harus dilakukan peternak
Bawa keluar sangkar dan pisahkan binatang dari yang lain, letakkan di tempat kering yang hangat,
Jangan memberi jamu atau apapan dengan cara mencontang,
Segera panggil petugas kesehatan binatang (Dokter binatang / mantri hewan),
Hentikan derma masakan dalam bentuk kering / serbuk,
Jangan memperlihatkan masakan yang materi makananya sudah rusak (berjamur, berbau yang tidak wajar, warna berubah, atau telah dimakan ngengat).

Pencegahan
Jaga kebersihan sangkar dan lingkungan sekitar,
Jangan pernah mencontangi binatang ternak,
Kandang tidak terlalu lembab dan tidak terlalu sering basah,
Pemberian vitamin dan obat cacing secara rutin,
Hati-hati, penyakit sanggup menular ke manusia.

PROLAPSUS VAGINA

Penyebab

Keluarnya vagina melalui vulva pada binatang penyebabnya sangat beragam, yaitu:
Lantai sangkar terlalu miring ke belakang,
Infeksi perut oleh bakteri,
Infeksi benalu perut,
Pemberian pakan dan minum yang terlalu banyak pada kebuntingan bau tanah (trimester terakhir),
Pemberian protein terlalu tinggi,
Hewan dikandangkan terus menerus,
Kekurangan asupan mineral dan vitamin dalam pakan,
Perubahan contoh dan materi pakan yang tiba-tiba,
Faktor genetik.

Gejala yang menciri
Vagina keluar melalui vulva,
Warna merah menyerupai balon,
Kadang-kadang kalau duduk keluar tetapi kalau berdiri vagina kembali ke posisi semula,
Ada kalanya vagina tidak sanggup kembali ke posisi semula dikala berdiri,
Hewan tidak sanggup kencing,
Hewan selalu ingin duduk dan selalu melihat ke belakang tubuh,
Hewan selalu merejan.

Prolapsus Vagina Pada Sapi


Yang harus dilakukan peternak
Segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan),
Keluarkan binatang pada kawasan berlantai tanah,
Posisikan lantai tanah miring dengan penggalan belakang lebih tinggi 5cm hingga 15cm daripada penggalan depan,
Jangan mencoba untuk memasukkan sendiri vagina yang keluar,
Jangan memperlihatkan jamu atau apapun dengan cara mencontang.

Pencegahan
Pemberian mineral dan vitamin dalam pakan/minuman pada induk bunting dan sehabis melahirkan,
Kurangi derma pakan dan minum pada binatang bunting tua,
Kurangi derma pakan dengan kadar protein terlalu tinggi,
Sering mengeluarkan binatang dari sangkar semoga banyak bergerak,
Tidak merubah contoh dan materi pakan secara tiba-tiba,
Posisi lantai sangkar sebaiknya datar saja.

PROLAPSUS UTERI

Penyebab

Keluarnya uterus (rahim) melalui vulva pada binatang penyebabnya sangat beragam, yaitu:
Lantai sangkar terlalu miring ke belakang,
Infeksi perut oleh bakteri,
Infeksi benalu perut,
Kontraksi rahim yang terlalu usang akhir dari anak terlalu besar,
Kontraksi uterus (rahim) yang terlalu besar lengan berkuasa ketika melahirkan anak,
Akibat dari retensio secundinarum (tidak keluarnya ari-ari),
Hewan dikandangkan terus menerus,
Kekurangan asupan mineral dan vitamin dalam pakan,
Induk sudah terlalu bau tanah dan sering melahirkan.

Gejala yang menciri
Adanya uterus yang menggantung di luar vulva,
Hewan selalu merejan,
Hewan selalu melihat ke belakang,
Tidak terlalu perduli pada anaknya,
Tidak sanggup kencing,
Nafsu makan menurun,
Gayeman tidak teratur,
Jika induk tidak besar lengan berkuasa akan ambruk.

Prolapsus Uteri Sapi

Yang harus dilakukan peternak
Segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan),
Keluarkan binatang pada kawasan berlantai tanah,
Posisikan lantai tanah miring dengan penggalan belakang lebih tinggi 5cm hingga 15cm daripada penggalan depan,
Jika binatang ambruk, tetap posisikan belakang tubuh lebih tinggi,
Jangan mencoba untuk memasukkan sendiri rahim yang keluar,
Jangan memperlihatkan jamu atau apapun dengan cara mencontang.

Pencegahan
Pemberian mineral dan vitamin dalam pakan/minuman pada induk bunting dan sehabis melahirkan,
Sering mengeluarkan binatang dari sangkar semoga banyak bergerak,
Pemberian obat cacing secara rutin untuk mencegah infeksi perut oleh parasit,
Induk yang sudah terlalu bau tanah tidak dianakkan lagi,
Posisi lantai sangkar diusahakan datar saja.

RETENSIO SECUNDINARUM

Penyebab

Tidak keluarnya selaput fetus (ari-ari) dari alat kelamin induk dalam waktu lebih dari 12 jam sehabis melahirkan, dikarenakan faktor:
Selaput fetus (ari-ari) masuk kebagian rahim yang lain,
Saluran kelahiran terlalu cepat menutup,
Induk kekurangan kekuatan untuk mengeluarkan secundinae (ari-ari) akhir defisiensi hormon, defesiensi/kekurangan Calsium/zat kapur,
Gangguan terlepasnya selaput fetus (ari-ari) dari perlekatan,
Kekurangan asupan mineral dan vitamin dalam pakan,
Lahir prematur,
Ada infeksi penyakit yang berkelamaan (brucellosis, trichomoniasis, vibriosis, collibacilosis).

Gejala yang menciri
Ari-ari menggantung diluar alat kelamin,
Bibir vulva menjadi jerawat dan kemerah-merahan,
Jika tidak segera ditangani akan terjadi pembusukan,
Induk susah kencing,
Kotoran berwarna cokelat ke luar dari alat kelamin,
Ekor, pantat dan kaki belakang menjadi kotor dan berbau spesifik.
RETENSIO SECUNDINARUM

Yang harus dilakukan peternak
Segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan), lantaran jikalau tidak segera dilakukan pertolongan akan mengakibatkan kondisi induk semakin jelek hingga terjadi kematian,
Jangan memperlihatkan jamu atau apapun dengan cara mencontang,
Jangan mencoba untuk mengeluarkan sendiri selaput fetus.

Pencegahan
Pemberian mineral dan vitamin dalam pakan/minuman pada induk bunting dan sehabis melahirkan,
Induk berumur bau tanah dan dengan produksi susu tinggi sangat rentan terhadap kejadian penyakit ini, sehingga sangat perlu dilakukan pengawasan pada asupan Calsium,
Menjaga kesehatan induk bunting.

DISTOKIA (KESULITAN MELAHIRKAN)

Penyebab:
Induk terlalu muda ketika dikawinkan dan dengan asupan gizi yang buruk,
Induk mempunyai ukuran tubuh terlalu kecil akhir derma pakan yang buruk,
Induk tidak pernah atau jarang dikelurkan dari sangkar / kurang latihan,
Induk tidak besar lengan berkuasa merejan lantaran faktor gizi,
Rahim induk tidak mengalami kontraksi lantaran adanya penyakit,
Penekukan-penekukan penggalan tubuh anak di dalam rahim induk,
Posisi anak yang tidak tepat pada jalan lahir,
Anak mengalami kelainan bentuk tubuh.

Gajala Yang Menciri:
Induk gelisah,
Induk merejan atau sudah waktunya melahirkan tetapi tidak ada rejanan,
Merejan terus, tetapi tidak ada tanda anak keluar,
Sering melihat ke belakang,
Selaput pembungkus anak telah pecah, tetapi anak tidak keluar,
Salah satu penggalan tubuh anak terlihat atau bahkan anak tidak keluar sama sekali,
Jika terlalu usang dibiarkan akan terjadi perdarahan dari jalan anak.

Yang Harus Dilakukan Peternak:
Segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan),
Keluarkan binatang pada kawasan yang cukup leluasa,
Jangan mencoba untuk menarik sendiri penggalan yang telah keluar,
Jangan memperlihatkan jamu atau apapun dengan cara mencontang.

Pencegahan:
Berikan asupan gizi yang baik pada calon induk,
Tidak mengawinkan binatang pada umur terlalu muda atau terlalu tua,
Sering mengeluarkan binatang dari sangkar untuk lebih banyak bergerak,
Tidak mengerjakan ternak terlalu berat.

POSISI NORMAL

Add caption


POSISI DISTOKIA

Add caption

MIASIS

Penyebab:
Larva serangga/lalat yang memakan keropeng luka pada hewan.

Gejala Yang Menciri:
Luka berbau busuk,
Darah menetes dari luka,
Pembengkakan di sekitar luka,
Terdapat larva/belatung serangga di dalam luka,
Hewan tidak tenang, nafsu makan menurun,
Paling sering terjadi pada sapi betina sehabis melahirkan, pusar pedet yang belum kering dan pedet sehabis di keluh.

Miasis Pada Sapi


Yang Harus Dilakukan Peternak:
Hati-hati kalau melaksanakan pengobatan sendiri lantaran mungkin akan memperparah terjadinya infeksi,
Sebaiknya segera panggil petugas kesehatan binatang (dokter hewan/mantri hewan),
Setelah diobati, usahakan jangan terkena air hingga luka benar-benar kering dan sembuh,
Jangan dilakukan pengompresan dengan air ataupun obat lain (alkohol, spiritus, bensin) pada luka yang telah diobati.

Pencegahan:
Menjaga kebersihan sangkar dan lingkungan sekitar,
Meminimalisir populasi lalat dengan memberi obat lalat pada tubuh hewan,
Membersihkan kawasan yang penuh dengan tanaman perdu/rumput,
Mengobati luka hingga benar-benar kering,
Menyemprotkan Desinfektan-Insektisida atau Deterjen pada Kandang dan lingkungannya.

BRUCELLOSIS (KELURON MENULAR)

Brucellosis yaitu penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder banyak sekali jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Keluron dan sanggup menular dari binatang ke insan serta sulit diobati.

Angka kematian lantaran penyakit ini tergolong kecil, tapi kerugian ekonomi sangat besar, yaitu :
Keluron pada ternak,
Anak yang dilahirkan lemah kemudian mati,
Terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang menimbulkan kemajiran temporer atau permanen,
Kerugian pada sapi perah berupa turunya produksi air susu.

Gejala Klinis

Brucellosis

Pada kambing :
Gejala hanya samar-samar,
Kadang mengalami keguguran dalam 4-6 ahad terakhir dari umur kebuntingan,
Kambing jantan mengalami kebengkakan pada persendian atau testes.

Pada sapi :
Keguguran biasanya terjadi pada umur kebuntingan 5-8 bulan, kadang diikuti kemajiran,
Cairan janin berwarna keruh pada waktu terjadi keguguran,
Kadang keguguran diikuti retensio secundinae disamping itu terjadi pengeluaran cairan bernanah dari vagina,
Kelenjar air susu tidak ada tanda-tanda klinis walaupun di dalam air susu terdapat bakteri, tetapi hal ini merupakan sumber penularan pada manusia,
Pada sapi perah terjadi penurunan produksi susu,
Sapi betina yang mengalami keguguran sanggup bunting lagi tetapi tingkat kelahiran rendah dan tidak teratur,
Kadang fetus yang dikandung sanggup mencapai bentuk tepat tetapi pedet biasanya lahir mati dan plasentanya tetap tertahan dan disertai peradagan pada uterus (metritis),
Pada ternak jantan terjadi kebengkakan pada sendi dan testes.

Pencegahan
Usaha pencegahan terutama dengan vaksinasi dan tindakan sanitasi,
Sisa-sisa abortusan yang bersifat infeksius dihapushamakan,
Fetus dan plasenta harus dibakar dan bila vagina mengeluarkan cairan harus diirigasi selama 1 minggu,
Hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami keluron,
Anak-anak ternak yang lahir dari induk penderita sebaiknya disusui dari induk lain yang bebas brucellosis,
Kandang ternak penderita dan peralatanya harus dicuci dan dihapushamakan serta ternak pengganti jangan segera dimasukkan.

Pengobatan
Belum ada pengobatan yang efektif terhadap brucellosis.

PENYAKIT ANTHRAX (RADANG LIMPA)

Bakteri Antraks

Anthrax yaitu penyakit menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada banyak sekali jenis ternak (ruminansia, kuda, babi, dll) yang disertai dengan demam tinggi dan disebabkan oleh Bacillus anthracis.

Manusia juga rentan terhadap infeksi kuman ini, meskipun tidak serentan ternak pemamah biak. Anthrax merupakan salah satu zoonosis yang penting dan sering mengakibatkan kematian pada manusia.

Gejala Klinis Pada Ternak

Terdapat 3 bentuk penyakit anthrax pada ternak yaitu perakut, akut, dan kronis.

Perakut :

Gejala berupa sesak nafas, gemetar, kemudian ternak rebah;
Gejala penyakit sangat mendadak dan segera terjadi kematian lantaran pendarahan di otak;
Pada beberapa kasus memperlihatkan tanda-tanda kejang-kejang;
Kematian hanya terjadi dalam waktu 2-6 jam saja;
Kematian mencapai 100 %.

Akut :

Panas tubuh meningkat (demam), penderita gelisah, depresi dengan pernafasan susah;
Jantung cepat dan lemah, kejang dan penderita segera mati;
Produksi susu berkurang, susu yang dihasilkan berwarna kuning atau kemerahan;
Pembengkakan pada kawasan tembolok dan lidah.
Kematian mencapai 90 %.

Kronis :

Umumnya terdapat pada babi;
Lepuh lokal terbatas pada pengecap dan tenggorokan.

Gejala Klinis Pada Manusia
Gejala dan Tanda Penyakit Antrax yang Menyerang Manusia

Cutaneus Anthrax (Anthrax tipe Kulit)
Infeksi melalui luka di kulit;
Dalam waktu 1-2 hari muncul benjolan yang gatal, disusul gelembung cairan, kemudian borok hitam;
Jika cepat diobati 99% sanggup sembuh total;
Jika tidak segera diobati sanggup menimbulkan kondisi yang lebih parah dan mematikan.

Gastrointestinal Anthrax (Anthrax tipe pencernaan)
Infeksi melalui masakan / daging yang tertular;
Gejalanya yaitu sakit perut mendadak, mual, muntah-muntah dan diare berat;
Bila sudah parah akan terjadi pendarahan dalam perut;
Jika tidak diobati resiko kematian mencapai 25-60 %.

Inhaled Anthrax (Anthrax tipe Pernafasan)
Disebabkan oleh spora yang terhirup korban;
Gejala awal 1-5 hari pasca infeksi menyerupai flu biasa (batuk, panas, tubuh lemah);
Ketika kondisi makin parah menjadi sulit bernafas lantaran racun sudah menyebar kemana-mana dan tidak sanggup dimusnahkan dengan antibiotika.

Perubahan Pasca Mati
Bangkai yang mati lantaran anthrax tidak boleh keras untuk dibuka;
Bangkai cepat membusuk dan sangat menggembung;
Kekakuan bangkai tidak ada atau tidak sempurna;
Darah berwarna hitam mungkin keluar dari lubang hidung dan dubur yang jerawat dan lekas membusuk;
Selaput lendir kebiruan, sering terdapat penyembulan rektum disertai pendarahan.

Pencegahan
Bagi kawasan yang masih bebas anthrax, diadakan pengaturan yang ketat terhadap pemasukan ternak ke kawasan tersebut;
Pada kawasan enzootik anthrax, anthrax pada ternak sanggup dicegah dengan vaksinasi yang dilakukan setiap tahun;
Jika ternak mati lantaran anthrax maka tidak boleh dibuka bangkainya, tetapi diambil salah satu daun indera pendengaran dan masukkan ke dalam kantong plastik serta didinginkan jikalau mungkin, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk didiagnosa;
Bangkai pribadi dibakar atau dikubur sedalam 2 m dan ditutup kapur, kulit, dan bulu penderita dimusnahkan.

Kondisi Sapi Skinny, KEKURUSAN

Sapi Sangat Kurus

Penyebab:

Kesalahan menejemen / kurang makan / makan kurang bergizi
Diare berkepanjangan
Batuk berkepanjangan
Cacingan
Berkutu
Terlalu banyak lalat / nyamuk

Gejala Yang Menciri:
Badan kurus
Tulang rusuk dan tulang sekitar pangkal ekor terlihat menonjol
Kulit kaku dan bulu terlihat kusam
Mata terlihat sayu
Hewan malas / lemah
Jalan sempoyongan

Yang harus dilakukan peternak :

Beri minum air kelapa muda dan air gula,
Perbaiki administrasi / beri aksesori masakan untuk meningkatkan nilai gizi,
Segera panggil petugas kesehatan binatang (Dokter binatang / Mantri hewan).

Pencegahan:

Jaga kebersihan ternak, sangkar dan lingkungan sekitar,
Pemberian pakan berkualitas baik,
Jika binatang sakit segera diobatkan supaya tidak berkelanjutan,
Pemberian vitamin dan obat cacing secara ruti.

0 Response to "Macam-Macam Penyakit Abses Pada Ternak Sapi"

Total Pageviews