Harga Sapi Impor Terbaru 2017 Dibandingkan Dengan Sapi Lokal

Jika Harga Sapi Lokal Jenis Limousin Maupun Metal (Simmental) Sedikit Turun di Pasar Hewan Akibat Sepinya Pemotongan, Bagaimana Dengan Harga Sapi Impor (Brahman Cross Asal Australia)?

Senada dengan sepinya pemotongan binatang yang disinyalir sebagai tanggapan dari banyaknya daging impor yang masuk ke Indonesia sehabis dibebaskannya kuota impor daging dari Australia dan ditambah dengan impor daging kerbau India oleh Bulog menimbulkan harga sapi impor di RPH Jabotabek juga ikut tertekan. Harga sapi impor mulai goyah menyerupai juga harga sapi lokal dipasar hewan.

Dari beberapa perusahaan peternakan (feedlotter) sapi impor yang ada di Indonesia baik di Lampung maupun di Jabodetabek, mulai mengoreksi harga jualnya dan turun sekitar Rp 500 - Rp 1000 per kg. Perusahaan penggemukkan sudah mulai menjual sapi hidupnya di harga Rp 39.000 - Rp 40.000/kg. Harga ini lebih rendah dari sebelumnya meskipun harga karkas di RPH masih bertahan.

Jika dibandingkan dengan harga sapi lokal yang masih pada kisaran Rp 43.000 - Rp 45.000 dipasar binatang seputaran Jawa Tengah dan Jawa Timur maka tidak heran jikalau sangat jarang bahkan hampir tidak ada pedagang dari tempat barat (Jawa Barat/Jabotabek) yang berbelanja sapi di pasar binatang Jateng dan Jatim. Hal ini masuk akal alasannya yaitu perbedaan harga yang mencapai rata-rata Rp 4000/kg jikalau ditambah ongkos transpor sekitar Rp 1500 per kg sehingga total menjadi Rp 5.500 selisih harganya menimbulkan sapi lokal tidak "menarik" lagi bagi jagal di Jabotabek. Jikapun ada pedagang Jawa Barat ke pasar binatang di Jateng dan Jatim maka dapat dihitung dengan jari dan itupun sebagian hanya berbelanja sapi-sapi kecil untuk persiapan hari raya Kurban.

Berikut selisih harga antara sapi lokal dan sapii impor jikalau mengacu pada harga di RPH Jabotabek:

• Harga di RPH untuk sapi impor berkisar antara Rp 40.000 - 42.000 per kg.
• Harga sapi Lokal hingga di RPH Jabotabek dapat mencapai Rp 45.000 - 46.500/kg.

Selisih harga yang tinggi ini menimbulkan sapi lokal tidak terserap oleh jagal Jabotabek dan jikalau ini terus berlanjut maka dikhawatirkan harga sapi lokal akan turun terus yang tentunya akan merugikan peternakan rakyat (peternak kecil). Jika pemerintah terus menggelontorkan daging impor terutama daging kerbau dari India maka pengaruh penurunan harga sapi lokal akan semakin dirasakan peternak kecil.

Apabila patokan harga daging oleh pemerintah tetap "diharuskan" dapat turun hingga angka Rp 85.000 an per kg maka silahkan dihitung berapa seharusnya penurunan harga sapi dipasaran?